ASSET
FASB
mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg. 25) sebagai
manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian
masa lalu. Hampir sama dengan itu IASC juga mendefinisi aset sebagai suatu sumber daya yang dikendalikan
oleh perusahaan sebagai hasil kejadian masa lalu yang mana manfaat ekonomis
masa depan diharapakan didapatkan oleh perusahaan.
Untuk dapat
disebut sebagai aset, suatu objek harus memiliki manfaat ekonomik di masa
datang yang cukup pasti. Manfaat ekonomik ini ditunjukkan oleh potensi jasa
atau utilitas yang melekat padanya sebagai yaitu suatu daya atau kapasitas
langka yang dapat dimanfaatkan kesatuan usaha dalam upayanya untuk mendapatkan
pendapatan melalui kegiatan ekonomik. Disamping manfaat ekonomik, suatu objek
bisa dikatakan sebagai aset, objek tersebut tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi
cukup dikuasai oleh entitas. Artinya, untuk memiliki aset harus terdapat proses
yang disebut dengan transfer kepemilikan. Krtieria lain yang merupakan
penyempurnaan dalam pendefinisian objek sebagai aset adalah aset merupakan
akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Selain
beberapa karakteristik yang telah disebutkan, FASB menyebutkan beberapa
karakteristik pendukung yaitu melibatkan kos, berwujud, tertukarkan,
terpisahkan, dan berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung tersebut lebih
menguatkan atau meyakinkan adanya aset tetapi tiadanya karakteristik pendukung
tidak menghalangi suatu objek untuk memenuhi syarat sebagai aset.
Karakteristik umum aktiva sebagai
berikut :
1. Adanya karakteristik manfaat
dimasa mendatang
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk
memperoleh aktiva
3. Berkaitan dengan entitas tertentu
4. Menunjukkan proses akuntansi
5. Berkaitan dengan dimensi waktu
6. Berkaitan dengan karakteristik
keterukuran
Dari
definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi aktiva memiliki 3 karakteristik
utama:
- Memiliki Manfaat Ekonomi Dimasa Mendatang
Sesuatu
dikatakan sebagai aktiva apabila memiliki manfaat atau potensi jasa yang cukup
pasti dimasa mendatang. Artinya sesuatu tersebut memiliki kemampuan baik secara
individu maupun bersama-sama dengan aktiva lain untuk menghasilkan aliran kas
masuk dimasa mendatang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
SFAC No 6
menyebutkan bahwa manfaat ekonomi merupakan esensi sebenarnya dari aktiva.
Artinya aktiva harus memiliki kemampuan bagi suatu entitas untuk ditukar dengan
sesuatu yang lain yang memiliki nilai, atau digunakan untuk menghasilkan
sesuatu yang bernilai atau digunakan untuk melunasi hutang. Jadi manfaat
ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva merupakan potensi dari aktiva
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus
kas dan setara kas kepada perusahaan. Manfaat ekonomi masa mendatang dapat juga
berhubungan dengan sumber-sumber ekonomi. Ada dua karakteristik utama yang
dapat digunakan untuk menunjukkan sumber-sumber ekonomi yaitu kelangkaan dan
kemanfaatan. APB dalam statement No 4 memberikan contoh sumber ekonomi
perusahaan sebagai berikut:
a. Sumber-sumber ekonomi yang produktif
b. Bahan baku, tanah, peralatan, paten,
dan sumber-sumber lain yang digunakan dalam produksi.
c. Hak kontrak untuk menggunakan
sumber-sumber ekonomi milik unit usaha lain seperti hak guna bangunan dsb.
d. Produk yaitu barang yang siap untuk
dijual/ barang yang masih dalam proses produksi.
e. Uang
f. Klaim untuk menerima uang
g. Hak pemilikan pada perusahaan lain
2. Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha
Sesuatu
dapat dikatakan sebagai aktiva bila unit usaha tertentu dapat menggunakan
manfaat aktiva tersebut dan menguasainya sehingga dapat mengendalikan akses
pihak lain terhadap aktiva tersebut. Jadi penguasaan terhadap suatu manfaat
merupakan faktor yang sangat penting agar suatu unit usaha dapat menghalangi
akses pihak lain terhadap pemakaian aktiva. Penguasaan dan pengendalian
terhadap suatu ativa dapat diperoleh suatu unit usaha melalui pembelian,
pemberian, Penemuan, perjanjian, produksi, penjualan, dan pertukaran. Perlu
diperhatikan bahwa pemilikan bukan merupakan kriteria utama untuk mengakui
suatu aktiva. Pemilikan umumnya dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang sah
menurut hukum terhadap suatu barang. Hal ini disebabkan akuntansi tidak
memusatkan pada masalah hukum. Akuntansi lebih memusatkan pada substansi
ekonomi suatu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan/ hasil usaha suatu
perusahaan. Pemilikan hanya merupakan karakteristik pendukung untuk mengakui
aktiva karena ada hak yuridis yang pasti untuk menguasainya. Bentuk fisik bukan
faktor penentu dari aktiva
3. Hasil Dari Transaksi Masa Lalu
Suatu unit
usaha dapat mengakui suatu aktiva apabila telah terjadi transaksi atau
peristiwa lain yang menyebabkan suatu entitas memiliki hak atau pengendalian
terhadap manfaat dari aktiva tersebut. Meskipun definisi FASB tersebut dapat
diterima secara umum, banyak kritik yang ditujukan. Hal ini disebabkan dalam
definisinya, FASB mengabaikan faktor exchangeability. Mac Neal mengatakan bahwa
suatu barang kehilangan faktor exchangeability berarti kehilangan nilai ekonomi
karena pembelian atau penjualannya tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga
tidak ada nilai pasar yang melekat padabarang tersebut. Meskipun demikian, FASB
menolak ide tersebut karena pada dasarnya manfaat dari suatu aktiva tidak
terbatas pada unsur dapat saling dipertukarkan.
Mengukur dan
Menentukan Kos Aset pada saat perolehan
KOS : Jumlah
rupiah yang disepakati untuk barang dan jasa yang diperoleh atau untuk
surat surat berharga yang diterbitkan dalam transaksi keuangan antara dua pihak
yang bebas (independen)
NILAI
KELUARAN (EXCHANGE OUTPUT VALUES) :
Didasarkan
atas jumlah rupiah atau penghargaan lainnya (nonkas) yang diterima suatu unit
usaha apabila suatu aktiva atau potensi jasa akhirnya keluar dari kesatuan
usaha karena suatu pertukaran.
Dasar
penilaiannya :
1. Penerimaan kas atau potensi jasa di
masa mendatang diskontoan (discounted future cash receipts/service potentials)
Digunakan jika : harapan penerimaan
kas atau setaranya cukup pasti dan senggang waktu sampai penerimaan cukup
panjang tapi saat atau tanggal penerimaan pasti.
Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini : investasi dalam obligasi, piutang wesel jangka panjang, dan
deposito berjangka.
2. Harga jual sekarang (Current
output price)
Digunakan
jika : harga jual pada saat pelaporan mencerminkan harga di masa mendatang bila
pos bersangkutan keluar dari unit usaha.
Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini : surat berharga dan beberapa jenis persediaan barang
tertentu.
3. Nilai setara Tunai (Current cash
equivalent)
Nilai ini menunjukkan jumlah rupiah
kas yang dapat direalisasi dengan cara menjual setiap jenis aktiva di pasar
bebas dalam kondisi perusahaan yang normal.
Pos yang
dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aktiva berwujud.
4. Nilai Likuidasi (Liquidation
Values)
Digunakan jika : unit usaha
kemungkinan besar tidak akan dapat menjual produk atau aktiva dalam saluran
penjualan yang normal, syaratnya :
- bila produk /potensi jasa
lainnya telah berkurang manfaat normalnya, usang, atau tidak laku lagi
dipasarkan.
- Bila unit usaha merencanakan
untuk menutup usaha dalam waktu dekat sehingga tidak dapat menjual seluruh
potensi jasa unit usaha dalam pasar yang normal
NILAI
MASUKAN (EXCHANGE INPUT VALUES) :
Didasarkan
atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan /dikorbankan untuk memperoleh aktiva
atau objek jasa tertentu yang menjadi masukan dalam unit usaha.
Dasar
penilaiannya :
1. Kos
Historis (Historical Costs)
Kos menunjukkan harga pertukaran
pada saat terjadinya.
Keunggulan : dapat diuji
(verifiable), dapat diandalkan (reliable)
Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini : pos-pos aktiva tetap berwujud.
2. Kos
masukan sekarang (Current input costs)
Digunakan jika : ada bukti pendukung
yang kuat untuk verifikasi.
Istilah lain : kos ganti
(replacement cost)
Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini : persediaan barang dan aktiva lainnya.
3. Kos masa mendatang diskontoan (discounted
future costs)
Nilai ini menunjukkan nilai sekarang
pengorbanan ekonomik di masa mendatang seandainya potensi jasa tertentu tidak
diperoleh/dibeli sekaligus pada saat sekarang.
Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini : pos-pos aktiva berwujud.
4. Kos
standar (Standar costs)
Digunakan jika : jika kos tersebut
menggambarkan kos pada saat sekarang dalam kondisi perusahaan yang normal,
yaitu pada tingkat efisiensi dan kapasitas yang normal.
Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini : fasilitas fisik yang dibangun sendiri.
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang
dapat direpresentasi berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC
No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai berikut:
a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan,
perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos historisnya
yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya.
Kos historis ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah
didepresiasi atau diamortisasi.
b. Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar
nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang
harus dikorbankan kalau aset tertentu diperoleh sekarang.
c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam
surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah
kas atau setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset
tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai
pasar sekarang juga digunakan untuk aset yang kemungkinan akan laku dijual
dibawah nilai bukunya.
d. Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka
pendek dan sediaan barang disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu
jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset
tersebut dikurangi dengan pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk mengkonversi
aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
e. Present (or discounted) value of
future cash flows. Piutang
dan investasi jangka panjang disjikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di
masa mendatang sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit)
dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan
penerimaan tersebut.
KONSEP
PENILAIAN SUATU ASET
1. Nilai Likuidasi (Liquidity
Value)
Sejumlah uang yang dapat
direalisasikan jika aktiva atau sekelompok aktiva dijual secara terpisah dari
organisasi operasionalnya.
2. Nilai berkesinambungan (Going
Concern Value)
Sejumlah uang yang dapat
direalisasikan jika perusahaan dijual sebagai suatu bisnis operasi yang
berkesinambungan.
3. Nilai buku dari aktiva (Book Value)
Nilai akuntansi dari aktiva
dikurangi akumulasi penyusutan. Terdapat dua jenis nilai buku, yaitu:
1. Nilai buku dari perusahaan. Total
aktiva perusahaan dikurangi kewajiban dan saham preferen yang tertera dalam
neraca.
2. Nilai pasar dari aktiva. Harga pasar
dimana aktiva diperdagangkan pada dasar pasar bebas. Bagi perusahaan, nilai
pasar terkadang dipandang sebagai nilai tertinggi dibandingkan nilai likuiditas
atau nilai berkesinambungan.
Nilai intrinsik sekuritas. Harga sekuritas yang
seharusnya, jika dihargai secara benar berdasarkan faktor – faktor penunjang
penilaian aktiva, pendapatan, prospek masa depan, manajemen, dll atau
berdasarkan fakta – fakta yaitu nilai sekarang (Present Value) dari arus kas
yang disediakan untuk investor, didiskontokan pada tingkat pengembalian yang
ditentukan sesuai dengan jumlah resiko yang menyertainya.
KEWAJIBAN DAN MODAL
Kewajiban
didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomis yang mungkin terjadi di masa
yang akan datang yang muncul dari kewajiban-kewajiban sekarang pada suatu
kesatuan usaha tertentu untuk mentransfer aset atau jasa kepada entitas lain di
masa yang akan datang sebagai akibat transaksi-transaksi atau event-event di
masa lalu.
Syarat suatu kewajiban
untuk bisa diakui sebagai suatu transaksi adalah bila transaksi yang
menimbulkan kewajiban tersebut sudah memenuhi syarat, yaitu prinsip realisasi,
atau kekayaan suatu entitas telah digunakan atau telah dikorbankan, dan suatu
kewajiban dapat diukur secara obyektif.
Istilah-istilah dalam kewajiban:
a.
Contractual liabilities adalah kewajiban yang didukung oleh perjanjian
tertulis
b.
Constructive obligation adalah kewajiban yang tidak dinyatakan secara
tertulis, misalnya pembayaran cuti atau bonus tertentu
c. Equitable obligation adalah
kewajiban yang tidak dikuatkan dengan kontrak dan hanya karena kewajiban moral
atau kewajiban demi kewajaran atau keadilan
d.
Contingent liabilities adalah kewajiban yang berkaitan dengan kejadian
di masa depan yang tidak pasti, yang mungkin akan menimbulkan suatu keuntungan
ataupun kerugian bagi suatu entitas. Contohnya, jaminan atas produk yang
dijual. Pinsip akuntansi mengatur bahwa hanya kejadian yang berpotensi
menimbulkan kerugian (kewajiban) yang dicatat dengan persyaratan berikut:
•
Kewajiban itu sangat mungkin terjadi atau kekayaan entitas telah
digunakan atau telah dikorbankan
•
Kewajiban itu dapat diukur secara terpercaya
e.
Deffered credit adalah sejenis kewajiban, tetapi bukan dalam pengertian
memberikan pengorbanan di masa yang akan datang. Deffered credit dibedakan
menjadi:
•
Prepaid revenue adalah penerimaan fee di muka yang belum sepenuhnya
diimbangi dengan pemberian jasa atau produk yang dibayar
•
Deffered yang muncul akibat peraturan pengakuan pendapatan,
misalnyainvestment tax credit dan laba rugi dari transaksi leaseback
Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban
APB Statement No.4 serta SFAC No.5
menyatakan bahwa kewajiban harus dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan
kejadian atau transaksi. Jumlah yang dibayar di masa yang akan datang
kadang-kadang menggunakan diskonto. Prinsip akuntansi tentang kewajiban
menyatakan, bahwa secara umum kewajiban diukur dengan jumlah yang disepakati
dalam pertukaran. Hutang lancar seperti account payable diukur berdasarkan
nilai kewajiban yang akan dibayar oleh suatu entitas di masa yang akan datang,
sedangkan untuk kewajiban yang masuk kategori non-current (hutang jangka panjang),
pengukurannya didasarkan pada present
value yangdihitung berdasarkan current interest rates.
Beberapa perkiraan yang termasuk
dalam golongan kewajiban:
1. Hutang wesel (Notes Payable)
Janji yang ditulis atau dinyatakan
secara formal untuk membayar sejumlah uang tertentu di masa yang akan datang
sering kali direfleksikan pada pembukuan sebagai hutang wesel. Pada umumnya
hutang wesel merupakan bukti dari surat promes. Promes merupakan bukti bahwa
suatu entitas bisnis memiliki hutang usaha jangka pendek, baik untuk tujuan
operasi maupun untuk pembelian barang dagangan. Hutang ini biasanya disertai
dengan tingkat bunga pasar yang di-discounted agar wesel tersebut berada pada
nilai bunga pasar yang sesungguhnya.
2. Hutang obligasi (Bond payable)
Sertifikat obligasi yang sering
disebut obligasi, merupakan surat pernyataan kewajiban yang dikeluarkan oleh
suatu entitas atau lembag apemerintah yang menjamin pembayaran pokok pinjaman
pada waktu tertentu di masa yang akan datang ditambah dengan bunga periodik,
yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Hutang obligasi dicatat dengan net
proceed setara dengan present valuedari bunga-bunga yang akan dibayarkan di
masa yang akan datang serta pelunasan pokok obligasi tersebut oleh pemilik
obligasi. Karena hutang dicatat berdasarkan net proceed dari transaksi, maka
premium atau diskonto obligasi dapat segera diketahui.
3. Obligasi konvertibel (Convertible bond)
Jenis obligasi ini menyediakan
konversi ke dalam surat berharga jenis lainnya sebagai pilihan bagi para
pemegang obligasi. Ciri konversi yang dimiliki, yaitu pemegang obligasi pada
umumnya diperbolehkan untuk menukarkannya dengan saham biasa.
Obligasi konvertibel memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
•
Tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan yang dikeluarkan
oleh entitas untuk obligasi non-konvertibel
•
Harga konvesi awal yang lebih tinggi daripada harga saham biasa pada
tanggal keluarannya
•
Hak penarikan dipertahankan oleh entitas tersebut
MODAL
Dua elemen modal para pemegang saham,
yaitu modal setoran dan laba
ditahan. Kedua elemen modal tersebut tidak selayaknya digabungkan karena
karakteristiknya berbeda. Konsep laba komprehensif mendukung pemisahan tersebut
karena alasan-alasan berikut.
•
Laba komprehensif memuat semua perubahan-perubahan laba dan modal di
samping karena transaksi-transaksi operasi
•
Penggunaan capital fisik termasuk koreksi-koreksi merupakan komponen
laba komprehensif
Pemisahan fungsi antara manajemen
dengan pemegang saham menjadikan modal merupakan hutang yang dimiliki oleh
suatu entitas kepada pemilik, dan konsep artikulasi menunjukkan bahwa besarnya
capaian atau kinerja manajemen digambarkan dalam bentuk laba periode berjalan
maupun laba ditahan. Pengungkapan informasi tentang modal pemegang saham sangat
dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi untuk menyediakan informasi kepada
pihak berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan manajemen, dan juga
menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan
pemegang ekuitas lainnya.
Informasi tentang modal minimal
menyediakan minim al hal-hal berikut:
a.
Sumber modal pemegang saham beserta historinya
b.
Aturan yang dimiliki oleh suatu entitas atau yuridis yang membatasi
pembagian dividend an pengembalian modal setoran kepada pemegang saham.
c.
Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya
Komponen Modal
Terdapat unsur tradisi yang
mempengaruhi penyajian modal pemegang saham, yaitu adanya anggapan bahwa
penyajian modal berdasarkan sumbernya menunjukkan informasi tentang riwayat
modal perseroan sejak berdirinya. Namun, adanya transaksi modal seperti penjualan
saham baru, transaksi treasury stock, transfer dari satu elemen ke elemen yang
lain serta transaksi sejenis lainnya menjadikan penggambaran riwayat modal
tersebut tidak dapat dipertahankan.
Beberapa
komponen yang membentuk modal perseroan, yaitu:
a. Jumlah rupiah maksimum yang dapat disetorkan
oleh para pemegang saham, yang disebut dengan modal dasar.
b. Jumlah yang disetorkan oleh pemegang
saham yang disebut dengan modal disetor, dan selisih antara modal dasar dengan
modal disetor disebut dengan modal protepel.
c. Jumlah rupiah yang timbul akibat
apresiasi atau revaluasiaset-aset berwujud yang dimiliki perseroan.
d. Laba ditahan yang merupakan sisa laba
setelah pembagian dividen
e. Jumlah rupiah donasi dari pihak non
pemegang saham
Modal saham juga
merupakan batas tanggung jawab pemegang saham dan batas kerugian pribadi yang
harus ditanggung oleh pemegang saham. Artinya, dalam hal terjadi likuidasi,
pemegang saham tidak dapat menuntut pembagian kekayaan atas dasar modal disetor
(kecuali ada sisa), dan sebaliknya tidak dapat diminta untuk menutup hutang
melebihi dari modal yang telah disetor.
Laba
Ditahan
Laba ditahan merupakan akumulasi laba
selama periode operasi yang dicapai oleh suatu entitas. Secara teoritis, laba
ditahan yang tersedia secara keseluruhan adalah untuk dibagikan sebagai
dividen. Jika dividen yang dibagikan melebihi laba ditahan yang dimiliki
perseroan atau ada sebagian modal setoran yang didistribusikan sebagai dividen,
maka kelebihan atau sebagian modal setoran yang didistribusikan tersebut bukan
merupakan dividen bias, tetapi merupakan dividen likuidasi.
Laba ditahan yang tidak dibagi sebagai
dividen berarti bahwa laba tersebut diinvestasikan kembali secara permanen dan
ini berarti bahwa laba ditahan tersebut secara konseptual merupakan modal
setoran kendali para pemegang saham yang tidak secara langsung melakukan
setoran tersebut. Realitas menunjukkan bahwa pada umumnya pembagian dividen
tidak didasarkan pada tersedianya laba ditahan tetapi lebih didasarkan pada
pertimbangan laba tahun berjalan. Akan tetapi, pada perseroan yang
beroperasinya cukup lama, maka porsi laba ditahan menjadi cukup besar dari
keseluruhan modal dan bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan modal
disetor. Namun, mereka tidak memiliki aturan bahwa keseluruhan laba ditahan
tersebut dibagikan sebagai dividen.
Laba ditahan disajikan dalam kelompok
modal pada urutan setelah modal disetor. Urutan dari bawah tersebut menunjukkan
urutan kerugian atau penyerapan rugi sehingga penyajian laba ditahan konsisten
dengan konsep bahwa laba ditahan merupakan penyangga umum terhadap segala
kemungkinan rugi.
REVENUE (PENDAPATAN)
IAS 18:
Pendapatan merupakan aliran masuk manfaat ekonomik dalam satu periode yang
berasal dari kegiatan rutin suatu badan usaha yang menyebabkan peningkatan equitas selain dari
kontribusi dari pemilik.
IASB:,
Pendapatan merupakan bagian dari Income, yang merupakan peningkatan manfaat
ekonomik dalam periode akuntansi dalam bentuk peningkatan aset atau penurunan
liabilitas yang berasal dari peningkatan equitas selain dari kontribusi dari
pemilik
FASB: Pendapatan merupakan
aliran masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas ( atau kombinasi
keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang
atau jasa atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha
Karakteristik-karakteristik pendapatan:
Aliran masuk atau Kenaikan aset. Paton dan litleton
(1970, hlm. 47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena berbagai
transaksi, kejadian atau keadaan sebagai berikut.
a. Transaksi yang berasal dari kreditor dan investor
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tgetap,
suart berharga,segemen bisnis dan anak perusahaan.
c. Hadiah, donasi, atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada
e. Penyedaiaan dan atau penyerahan produk (barang atau jasa).
Operasi utama berlanjut. Kegiatan utama atau
sental yang menerus atau berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi
kenaikan yang dapat disebut pendapatan. Kenaikan aset harus berasal dari
kegiatan operasi dan bukan berasal dari kegiatan pendanaan dan investasi.
Pengertian operasi utama disini lebih dikaitkan sebagai dengan tujuan utama
perusahaan yaitu menghasilkan produk dan jasa untuk mendatangkan laba (profit-directed
activities) dan bukan untuk membatasi jenis produk utama dan produk samping.
Operasi dan Non-Operasi. Produk yang dihasilkan
secara tidak rutin insidental sering dianggap sebagai pos pendapatan
“nonoperasi” dan dipisahkan penyajiannya. Pembedaan memang perlu tetapi
mengklasifikasinnya sebagai non-operasi dapat menyesatkan dalam
pengukuran kinerja atau daya melaba perusahaan.
Penurunan kewajiban. Pendapatan tidak hanya
didefinisikan dengan kenaikan aset tetapi juga dari penurunan atau pelunasan
kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset
sebelumnya misalnya menerima pembayaran dimuka dari pelanggan.
Suatu Entitas. Hubungan perusahaan
dengan pemilik adalah hutang-piutang, pada saat aset naik sebagai pendapatan
utang perusahaan kepada pemilik juga naik dengan jumlah yang sama.
Produk Perusahaan. Produk merupakan capaian dari
tiap kegiatan produktif. Dengan pengertian ini, pendapatan terbentuk atau
terhimpun bersamaan dengan atau selama kegiatan produktif tanpa harus menunggu
kejadian (event) atau saat penyerahan produk kepada pelanggan.
Disini pendapatan didefinisi secara fisis dan bukan secara moneter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar